Perkutut

Ini Dia Harapan dan Impian Produk Kandang Ternak “Made in” Terminal Perkutut Surabaya

Satu tahun sudah Terminal Perkutut (TP) Surabaya menempati lokasi baru di Ngemplak Made Surabaya. Rentang waktu tersebut dirasa terlalu cepat oleh Bambang Atmadja, selaku owner Terminal Perkutut Surabaya untuk bisa segera melahirkan produk impian. “Tidak terasa kami pindah ketempat baru. Rasanya baru kemarin tapi ini sudah memasuki tahun pertama., padahal kami belum memulai apa-apa,” terang Bambang Atmadja.

Bambang Atmadja (tengah) bersama para awak kandang Terminal Perkutut Surabaya

            Sekitar 150 kandang ternak yang berdiri tegak dilahan tersebut, sampai saat ini masih terisi separuh. Kenyataan ini bukan karena Terminal Perkutut mengalami krisis indukan kandang ternak, tetapi lebih memperhatikan beberapa faktor yang diharapkan bisa melahirkan produk sesuai harapan.

            Bahkan, 75 kandang ternak yang sudah terisi penghuni, mayoritas merupakan indukan trah sendiri yakni ring Terminal Perkutut. “Prinsip saya menekuni ternak perkutut, bukan soal bagaimana mengisi indukan agar semua kandang terisi, tetapi lebih pada hasil yang saya harapkan bisa sesuai,” lanjut Bambang.

            Impian Terminal Perkutut adalah bisa mencetak produk dengan tipikal air suara yang bagus. Tidak penting, tipikal suara besar ataupun kecil yang bakal dilahirkan, yang paling diharapkan adalah produk tersebut membawa atau memiliki air suara bagus. “Mau suara besar atau kecil, bagi saya itu hanya faktor pendukung, yang paling diharapkan adalah air suara yang bagus,” paparnya.

Meski hal ini bukan persoalan mudah dan gampang, namun setidaknya dengan usaha yang terus menerus dilakukan, peluang untuk bisa merealisasikan impian tersebut bakal menjadi sebuah kenyataan. Dirinya sadar bahwa belajar ternak perkutut apalagi dengan target mencetak burung bagus, bukanlah hal mudah.

Harapan dan impian TP bisa lahirkan produk yang memiliki air suara bagus

            “Saya 10 tahun mempelajari dan memahami bagaimana mencetak burung dengan air suara yang bagus. Sampai saat ini saya masih terus berusaha agar impian saya bisa benar-benar menjadi nyata,” imbuhnya. Menggunakan indukan dari trah sendiri menjadi salah satu alasan untuk bisa menggapai impian tersebut.

Baca Juga :  Produk Ternak Laku Keras, H.Muhari Kharisma BF Surabaya Tak Pernah Sempat Orbitkan Jawara Sampai Usia Dewasa
TP Surabaya selalu melakukan langkah tepat dalam mencapai impian

Beberapa materi seperti indukan jantan Gajah Mada (TP.40), perkutut yang pernah orbit dengan prestasi menghebohkan, kini berada dalam kandang TP K.NNN bersama pasangannya TOP Anak Den Bagus. Ada juga kandang TP.666 dengan indukan baru yakni MLT.14 berpasangan dengan indukan betina TP.33.

Terminal Perkutut saat ini juga mengembangkan indukan dari kandang TP.12 (TP.18 x TP.10). Kebetulan kandang tersebut saat ini sudah menjadi milik kung mania Jakarta, sehingga TP melakukan pengembangan materi dari trah tersebut. Langkah Bambang Atmadja melakukan pengembangan indukan dari trah sendiri, nampaknya membuahkan hasil.

TP.NNN menjadi penghuni Gajah Mada bersama pasangannya

Diakui olehnya bahwa saat ini ada beberapa produk yang dinilai sudah memberikan senyuman baginya. “Ada beberapa ternakan, namun masih berusia muda. Kalau saya lihat kayaknya sesuai dengan harapan, namun saya tidak bisa mengatakan pasti, karena khawatir mengalami perubahan,” ungkap Bambang Atmadja.

Lebih lanjut dirinya mengaku tidak berani memastikan apa yang akan terjadi ketika burung ini beranjak dewasa, namun jika dilihat performa untuk saat ini, dimana burung masih dalam usia sekitar 4 sampai 5 bulan atau lebih, nampaknya sudah sesuai seperti apa yang menjadi keinginan dan impiannya.  

Lokasi kandang ternak Terminal Perkutu Surabaya yang baru

              “Produk TP saat ini audah ada dan kelihatan, bolehlah jika dikatakan sudah memenuhi syarat sesuai keinginan yakni air suara dan jalannya bagus, tinggal melihat perkembangan ke depan apakah bisa bertahan atau tidak,” kata Bambang Atmadja lagi.

      

Related Articles

Back to top button