Perkutut

Havana, Selendang Sutra, Predator dan Suara Indonesia Melenggang Tanpa Perlawanan di Konkurs Galunggung Cup 2018 Tasikmalaya

Kemenangan Havana, perkutut orbitan Jay-Jay kung mania Yogyakarta dalam gelaran konkurs Galunggung Cup 2018 Tasikmalaya Jawa Barat, Minggu 16 Desember 2018 menjadi pembuktian yang sebenarnya bahwa produk ternak VSP ini memiliki kualitas yang tidak mudah dianggap enteng. Turun di Kelas Dewasa Senior, perkutut bergelang VSP pada kerekan nomor 17 ini adalah satu-satunya peserta yang mendapatkan nilai bendera 4 warna.

Budi SP Semarang (kiri) bersama Koh Abay Palem BF Tasik

Raihan bendera paling tertinggi ini didapat pada babak kedua. Sedangkan babak ke dua dan ketiga mendapatkan bendera 3 warna hitam. “Secara kualitas, Havana lebih unggul terutama di dasar suara dan irama, tembus dari ujung ke ujung,” jelas Billah sang perawat. Sukses ini tentunya semakin membuka peluang Havana untuk kembali mengukir prestasi apik dalam gelaran berikutnya.

“Mudah-mudahan Havana masih bisa tetap tampil bagus untuk lomba-lomba yang akan datang,” lanjut Billah. Basa Basi, andalan Budi SP Semarang yang diharapkan menjadi pengganggu laju Havana nampaknya tidak mampu berbuat banyak. “Sebenarnya pada babak kedua, Basa Basi memiliki peluang untuk meraih nilai bendera 4 warna, namun keburu keluar noklaknya,” terang Budi SP.

Bahkan dirinya mengakui keunggulan Havana yang berada di garis paling depan daftar kejuaraan kelas Dewasa Senior. “Harus saya akui bahwa Havana berada pada performa top form ketika tampil di Galunggung Cup Tasikmalaya,” tegas Budi SP. Namun demikian Basa Basi yang dikerek pada nomor 93 memiliki keunggulan lebih cepat mendapatkan kenaikan nilai dari menit ke menit.

Billah (kanan) perawat Havana perkutut orbitan Jay-Jay Yogyakarta

Kekalahan Basa Basi memboyong trophy juara pertama, di Kelas Dewasa Senior terobati dengan hasil yang diraih Suara Indonesia (Kamasutra) yang turun di kelas Piyik Hanging. Digantang pada nomor 37, perkutut ternakan Aulia berhasil menghadang lawan dengan raihan bendera 3 warna rata pada babak ketiga.

Baca Juga :  Jelang Latber ”Mandala Cup” Situbondo,  Tiket Sudah Mulai Banyak Dipesan

“Tak ada yang bisa mengejar perolehan nilai Suara Indonesia. Makanya sejak awal saya yakin bisa meraih juara pertama dengan mudah dan gampang,” lanjut Budi SP.perlu diketahui bahwa saat ini Suara Indonesia digadang-gadang bakal menjadi perkutut masa depan. Beberapa kung mania berusaha pasang rupiah untuk menarik hasrat Budi SP melepasnya.

Para juara menerima trophy dari panitia Galunggung Cup Tasik

Bahkan penawaran terakhir kabarnya sudah mencapai angka rupiah Rp 225 juta. “Saya tidak ada minat dan keinginan untuk melepas Suara Indonesia. Saya berharap Suara Indonesia bisa terus tampil bersama saya sampai pada puncak popularitasnya,” imbuh ketua P3SI pengda Semarang.

Hasil yang luar biasa juga diraih Selendang Sutra, amunisi Aron Jakarta. Turun dalam kelas Deasa Yunior, perkutut bergelang GM tampil tanpa perlawanan. “Sampai babak terakhir Selendang Sutra tidak ada lawan yang berani mendekat,” kata Aron. Kemenangan ini didapat setelah pada babak pertama sampai terakhir, nilai rata bendera tiga warna usulan berhasil didapatnya.

Basa Basi belum mampu menunjukkan performa terbaiknya

Diakui oleh Aron bahwa Selendang Sutra memiliki mental yang luar biasa. Betapa tidak, dalam tarung di Lapangan Palem Jalan Taman Harapan Tasikmalaya, lokasi konkurs Galunggung Cup 2018, perkutut yang kini masih berusia sekitar 8 bulan harus menempuh perjalanan sekitar 14 jam.

Budi SP Semarang boyong trophy di Galunggung Cup Tasik

Bayangkan, perkutut dengan usia yang belum satu tahun harus tampil dalam sebuah penyelenggaran konkurs yang diikuti oleh jago-jago tangguh. Aron menjelaskan bahwa perjalanan yang dia tempuh bersama sang orbitan yakni Selendang Sutra, tidak diimbangi dengan istirahat.

Salah satu peserta peraih grandprize sepeda motor

Karena saat tiba di markas ACC H.Sugi, Selendang Sutra dipindahkan dari kotak  dan langsung masuk sangkar. Saat itulah Selendang Sutra bisa mengeluarkan suara. “H.Sugi sampai heran kepada Selendang Sutra. Perjalanan yang ditempuh selama 14 jam tanpa istirahat, namun mental burung tetap bagus.

Baca Juga :  Budi SP Semarang, Siapkan Proyek Besar untuk Hobi Perkutut Tanah Air
Tokoh perkutut lintas kota, pose bareng saat di markas ACC Tasik milik H.Sugi

Bahkan saat tampil dilapangan, Aron mengaku memperjuangkan Selendang Sutra tanpa dibantu orang lain. “Saya membawa Selendang Sutra seorang diri dan mensupporteri sendiri tanpa bantuan orang lain, menurut beberapa orang yang melihatnya, bilang bahwa mental burungnya sama seperti mental pemiliknya,” papar Aron.

Related Articles

Back to top button