Tokoh di Balik Suksesnya Bupati Badung Giri Prasta Cup III: Saling Jaga Peran, Fokus Tingkatkan Kualitas

Ketika Bupati Badung Giri Prasta Cup III digeber pertama November 2016, keuntungan materi bukan tujuan utama. Bersama Pemerintah Kabupaten Badung, PBI Cabang Badung dan tokoh perburungan Bali menggagas sebuah lomba burung yang berkualitas yang kelak menjadi ikon lomba burung di Bali. Tidak saja berskala local tetapi nasional.
Apa yang diharapkan dari sebuah lomba yang berkualitas, maka akan berdampak luas terhadap pertumbuhan ekonomi kerakyatan, sektor pariwisata, membangun tali silaturahmi nasional, dan juga menginspirasi kecintaan akan lingkungan melalui pelestarian burung.

Sudah tiga kali event Giri Prasta Cup digelar yang terakhir pada 4 November 2018 dengan hasil luar biasa. Baik sukses dari jumlah peserta yang menembus 2.700 tiket laku terjual yang dihadiri kicau mania dari Sumatera, Jabar, Jakarta, Jogyakarta, Jateng, Jawa Timur, Kalimantan, Lombok, dan tuan rumah Bali juga secara kualitas hasil penilaian juri diterima dengan baik oleh peserta. Begitu juga hadiah yang tanpa potongan utuh diterima para juara. Dalam event ini juga ada gelar aksi pelepasan punglor merah di Petang Badung.

Untuk menyukseskan gelaran yang cukup besar dan melibatkan kicau mania seluruh Nusantara ini memang membutuhkan banyak tokoh yang benar-benar punya kepedulian tinggi untuk mewujudkan sebuah lomba yang berbudaya dan menunjung tinggi sportifitas. Siapa di balik suksesnya gelaran Giri Prasta Cup III, selaian para pejabat di lingkungan Pemkab Badung khususnya Dinas Pertanian dan Pangan yang sangat terbuka kepada masyarakat perburungan sehingga menumbuhkan sebuah keyakinan yang sama untuk mewujudkan lomba yang berkualitas juga dari pejabat PBI dan tokoh-tokoh perburungan Bali yang banyak bergerak di lapangan. Siapa di antara tokoh-tokoh tersebut? Di antaranya Mr. Baim, Jon Dendy, D’Yan Samurai, Santo Utoyo, Fadjar Soebagio, Wahyudi, Agus Marga, Andi ADR dll.
BAIM BALI
Sebagai Pembina I di kepanitiaan, namanya tidak asing lagi di telinga kicau mania Nusantara. Rajin lomba tanpa melihat siapa yang menggelar. Membangun jaringan yang bagus kepada semua EO yang ada walaupun kini menjabat sebagai Ketua PBI Cabang Denpasar. Jaringan kepada rekan-rekan EO yang kuat inilah Mr. Baim bisa melakukan pendekatan agar Giri Prasta mendapat dukungan penuh. Tidak saja jaringannya kuat di EO dan kicau mania Nusantara juga di pemerintahan dan aparat keamanan. Ketua Asosiasi Notaris Pengda Tabanan ini pun piawai menilai burung karena sudah sebagai pemain sejak pertengahan 1900-an. Karena itu Mr. Baim ikut mengawasi kinerja juri di lapangan.

Sebagai pembina yang lebih banyak di belakang layar, Mr. Baim mempunyai satu visi yang sama untuk mensukseskan Giri Prasta Cup III. Karena itu, ketika mengikuti Pahlawan Tour di Surabaya yang berangkat hari Jumat 2/11 bersama rombongan HOG Sarana Bali Chapter, di mana sebagai road captain yang memimpin rombongan yang berjumlah 40 orang dengan dikawal 4 kancil dari Polda Bali masih bisa balik Minggu pagi jam 07.00 naik pesawat agar bisa berada di lomba Giri Prasta. Begitu juga hadir memimpin rapat panitia gabungan antara Dinas Pertanian dan Pangan dengan PBI dan panitia inti. Apa yang dihasilkan dari Giri Prasta, kini Mr. Baim membalas undangan dimana pecan ini (11/11) bakal hadir di gelaran Radjawali di Surabaya.
DENDY ASTRA WIJAYA
Didaulat sebagai ketua panitia selain karena dikenal sebagai pemain burung yang dikenal luas di Bali dan Jawa juga karena Jon Dendy begitu akrab dengan orang nomor satu daerah Badung. Dari Jon Dendylah kemudian ide yang dicetuskan bersama-sama tokoh perburungan Bali ini sehingga event Giri Prasta bisa direalisasikan. Jon Dendy juga aktif memimpin rombongan duta Giri Prasta ke berbagai lomba di Jawa seperti Piala Raja Jogyakarta dan Pakde Karwo Surabaya. Sebagai kontrakor dan konsultan bangunan, Jon Dendy masih menyempatkan diri untuk focus menyelesaikan tugas-tugasnya dari persiapan hingga pada puncak acara di lapangan dan bahkan masih sibuk pasca lomba.
D’YAN SAMURAI
Sebagai ketua pelaksana, D’Yan Samurai dikenal sebagai sosok yang sangat ketat memegang teguh sebuah aturan. Karena itu, kemasan di Giri Prasta banyak mendapat sentuhannya. Baik komposisi gantangan, penggunaan tenaga pengaman, hingga penekanan pada kinerja juri agar benar-benar menjunjung tinggi fairplay. Tidak terlepas juga ketatnya menerapkan aturan di lapangan baik buat peserta, panitia maupun dewan juri untuk menghasilkan sebuah lomba yang bermutu. Itu semata-mata bukan untuk dirinya, tetapi untuk menunjukkan kepada dunia perburungan bahwa kejujuran dan sportifitas mesti mulai dari diri sendiri baik dari panitia yang merealisasikan hadiah yang sangat pantas, gantangan yang representative, petugas keamanan yang cukup sehingga lomba berjalan tertib, begitu juga juri yang berkualitas dengan mendapat pengawalan ketat dari panitia serta tentunya peserta yang mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. Apa yang diterapkan di Giri Prasta tentu akan kembali bakal diterapkan di event Bali Shanti yang bakal digeber April 2019 mendatang yang konsisten menggunakan satu lap.
SANTO UTOYO
Sebagai Pembina II, Santo Utoyo lebih banyak berkutat pada bidang administrasi untuk menjembatani antara Pemkab Badung dengan para stake holder yang terlibat di event Giri Prasta. Baik masalah surat-menyurat, brosur, masalah tenda, trofi, konsumsi bahkan sampai mendampingi pajabat Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Badung ikut Duta Giri Prasta ke berbagai daerah. Meski lomba sudah berakhir, Santo Utoyo masih terus menyelesaikan tugasnya hingga pertanggungjawaban panitia berakhir.
FADJAR SOEBAGIO
Sebagai ketua pengda PBI Bali, Fadjar Soebagio memiliki tanggung jawab besar terhadap lomba Giri Prasta Cup III yang kini berstatus lomba nasional. Sebagai tuan rumah Fadjar berharap event ini menjadi sebuah event yang bakal menjadi catatan sejarah sebagai sebuah lomba yang benar-benar berkualitas dan selalu mengedepankan pelestarian. Karena itu, pada event ketiga ini diisi dengan pelepasan punglor merah di habitat merah di Desa Pangsan Petang Badung. Selain itu, pada event Giri Prasta ini juga mulai pertama kali diterapkan system penilaian terbaru PBI tentang love bird. Sebagai perancang yang kini sistemnya sudah diterima oleh PBI maka Fadjar Soebagio begitu suntuk ikut mengawasi jalannya lomba love bird untuk melahirkan burung-burung yang kualitas yang layak juara. Burung yang berkualitas adalah burung yang mengedepankan irama lagu, memenuhi durasi penilaian, volume, dan gaya.
AGUS MARGA
Bukan karena didaulat sebagai ketua PBI Cabang Tabanan Agus Marga begitu getol bertugas di Giri Prasta yang memakai juri PBI. Tetapi jauh sebelum itu ketika jilid I dan II, Agus juga mendedikasikan dirinya untuk mensukseskan Giri Prasta. Karena sekali lagi, momen ini adalah momen yang sangat penting buat perburungan Bali. Dengan ikut mengawal jalannya lomba, Agus sudah berkontribusi mewujudkan lomba yang benar-benar bersih dan berjalan fairplay yang akan menjadi contoh dunia perburungan di Bali sebagai lomba yang berbudaya dan penuh menjunjung tinggi sportifitas.
ANDI ADR
Sebagai sosok yang terbuka bagi siapa saja, Andi ADR begitu disegani kalangan pemain. Tidak saja di Bali tetapi di luar Bali. Ia lihai menyerap aspirasi dari bawah karena rumah makannya yang berlokasi di Renon Denpasar adalah markas bagi kicau mania untuk nongkrong. Karena itu, ia tahu persis apa yang menjadi keinginan utama dari pemain khususnya kalangan pemula. Lomba yang bersih murni tanpa teriak, juri yang bersikap profesional dalam bertugas dan hadiah yang pantas menjadi harapan pemain. Dan untuk mewujudkan impian itu, Andi berada di dalam kepanitiaan dan ikut berdedikasi menjaga lomba agar benar-benar sesuai harapan pemain.

Mr. Baim, Jon Dendy, D’Yan Samurai, Fadar Soebagio, Andi ADR, Agus Marga, Santo Utoyo dan lain-lain yang didaulat sebagai panitia inti punya tanggung jawab untuk mengawal jalannya lomba sehingga berjalan fairplay. Namun kesuksesan Giri Prasta tidak cukup dari semangat yang ditunjukkan oleh panitia secara keseluruhan, tetapi juga dukungan dari juri yang bekerja secara profesional dan peserta yang mematuhi aturan lomba dan berjalan tertib tanpa teriak hingga lomba berakhir. Dan di Giri Prasta kemarin ketiga komponen ini berjalan satu titik untuk mewujudkan sebuah kontes yang berbudaya, bermartabat dan menjadi sebuah ajang silaturahmi nasional yang ditunggu-tunggu setiap tahun. *kb3



