Trimurti BF Surabaya, Pencetak Perkutut Jawara, Ayun dan Basa Basi Buktinya
Bagi kung mania tanah air pasti mengenal dan mendengar nama Ayun, perkutut orbitan H.Samsuri (almarhum) Sampang sebagai peraih predikat terbaik kedua, Kelas Dewasa Senior Liga Perkutut Indonesia 2017. Prestasi besar ini tidak lepas dari Trimurti Bird Farm (BF) Surabaya yang telah berhasil mencetak Ayun dan menghadirkannya sebagai salah satu peserta konkurs yang diikuti oleh ratusan perkutut dari seluruh kota di Indonesia, sampai akhirnya Ayun benar-benar menjadi perkutut kebanggaan sang pengorbitnya.
Satu tahun berlalu, kini Trimurti BF kembali sukses mencetak produk yang diprediksi akan semakin melambungkan nama farm yang berlokasi di wilayah Manukan Benowo Surabaya, sebagai peternak yang memiliki reputasi bagus sebagai pencetak perkutut level atas. Basa Basi, itulah nama produk paling gres yang berhasil dihadirkan Trimurti Bird Farm. Soal prestasi, jangan ditanya.
Dalam beberapa kali turun lomba, perkutut yang lahir dari kandang Trimurti 22 (saat ini dipindah ke kandang Trimurti 02) dengan sepasang indukan jantan HAAS N.88 dan betina MPG 512 selalu berhasil menyudahi penjurian pada posisi barisan paling depan di Kelas Dewasa Senior. Perkutut yang kini menjadi milik Budi SP Semarang, mampu menjadi bintang lapangan dalam setiap kali penampilannya.
Prestasi demi prestasi berhasil dikoleksinya. Belum usai performa apik Basa Basi sebagai perkutut handal, Trimurti kabarnya sudah melahirkan jago lain yang kualitasnya tidak kalah bagus. “Saya sekarang punya anakan yang kualitasnya lebih bagus dari Basa Basi. Ketukan dan irama tidak beda jauh dari Basa Basi, tetapi produk yang masih saya simpan ini ujungnya lebih bagus,” terang Mbah Kung pemilik Trimurti Bird Farm.
Perkutut yang digadang-gadang bakal menjadi lawan berat Basa Basi lahir dari kandang Wisnu Murti 12 (Trimurti x Trimurti), bergelang Trimurti 2184 – 2185, lahir pada 10 September 2018. Menurut Mbah Kung, produk ini sengaja disimpan dan tidak banyak yang tahu. Kandang lain yang juga sukses melahirkan perkutut produk berkualitas adalah Trimurti 17 (Cristal H.8 191 x Trimurti K.01).
“Saya punyacita-cita besar, bisa mencetak burung bagus dari semua kandang yang saya miliki,” imbuh Mbah Kung. Keberhasilan Trimurti mencetak produk berkualitas, tidak didapat dengan mudah, melainkan diraih dengan melakukan berbagai eksperimen. Menurut Mbah Kung ada beberapa faktor keberhasilan ternak yang dilakoninya sehingga mencetak produk handal, diantaranya adalah Darah.
Faktor ini dinilai penting dan menjadi faktor utama ketika dirinya akan menjodohkan sepasang indukan. “Jika ada burung bagus dan darah tidak jelas asal usulnya, maka tidak mungkin akan saya gunakan sebagai calon indukan,” katanya. Faktor kedua barulah Suara. Karena faktor inilah tidak bisa dikesampingkan dan harus menjadi sesuatu yang mutlak dibutuhkan.
Faktor yang tidak kalah penting adalah hukum middle. Jika sepasang indukan bagus tetapi anakan yang dilahirkan kurang, maka kualitas bagus bisa turun pada cucu atau cicitnya. Untuk itulah jangan sekali-kali putus asa ketika menghadapi kondisi demikian. Mbah Kung mencontohkan, semisal ada dua kandang A dan B yang diharapkan bisa mencetak anakan bagus, namun sampai lima kali tetasan belum juga muncul, maka dirinya berusaha untuk mengganti pasang jantan kandang A untuk dikawinkan dengan pasangan betina kandang B.
Jika ternyata belum juga berhasil, maka akan dipasangkan dengan indukan yang ada dikandang lain. Begitu seterusnya. Yang mungkin menarik dari sistem breeding yang dilakukan Mbah Kung bersama Trimurti BF miliknya adalah adanya tiga kandang dengan indukan dari asal usul yang berbeda. Kandang Trimurti 12 sampai Trimurti 22, diisi indukan jantan dan betina import.
Kandang Trimurti 01 sampai Trimurti 10 dan Wisnu Murti 01 sampai Wisnu Murti 10, dihuni indukan import dan Trimurti. Sedangkan kandang Wisnu Wicitro 02 sampai Wisnu Wicitro 10, dihuni indukan import dan import. Adapun indukan import yang mengisi kandang Trimurti adalah MMC, DOP, TL, MLT, MPG dan indukan import lainnya.
Total saat ini ada sekitar 44 kandang yang dimiliki Trimurti BF Surabaya. Mbah Kung menambahkan bahwa kunci sukses ternak perkutut, selain memahami ilmu ternak dan materi bagus, faktor sabar, jujur dan telaten harus menyatu dalam jiwa peternak. Prinsipnya jika semua bisa dimiliki, maka tidak ada hal yang mustahil untuk dilakukan. “Jika mereka bisa mencetak burung bagus, kenapa kita tidak bisa, maka perlu dicari masalah yang sebenarnya,” tutur Mbah Kung.