Perkutut

Bendera Tiga Warna Hitam, Antar Basa Basi dan Pegassus Raih Podium Pertama di Konser Bareng Gresik Rock City

Latber Pengda P3SI Korda Gresik Konser Bareng  Gresik Rock City, Sabtu 20 Oktober 2018 dilapangan Dahanrejo Gresik menjadi ajang pembuktian Basa Basi orbitan Budi SP Semarang yang turun di kelas Dewasa Bebas serta Pegassus andalan Awong Surabaya. Basa Basi yang menempati kerekan 06 sejak babak pertama sudah berhasil meraih hasil bagus.

Ketua P3SI Korda Gresik menyerahkan hadiah untuk peraih juara pertama Dewasa Bebas

Nilai 43 ¾ yang diraih seakan menjadi langkah awal perkutut bergelang Tri Murti ini membekali dirinya untuk menjadi yang terdepan dalam daftar kejuaraan. Memasuki babak kedua, perkutut yang kini dalam rawatan Mat Rouf dan H.Ribut mampu mempertahankan nilai yang diraih di babak pertama.

Turun minum, performa Basa Basi mengalami penurunan, di akhir babak ketiga hanya meraih nilai 43 ½. Meski demikian Basa Basi sudah dipastikan juara karena tidak ada lawan yang bertarung di kelas Dewasa Bebas meraih hasil yang sama. Babak penentuan atau babak keempat, Basa Basi makin menunjukkan kinerjanya dan mengakhiri penjurian dengan nilai 43 ¾. Dengan demikian, secara sah dan tidak bisa dibantah lagi, podium pertama berhasil diraihnya.

Basa Basi dinobatkan sebagai juara pertama Kelas Dewasa Bebas

“Sejak awal saya sudah yakin bisa meraih juara pertama, makanya saya tidak eprllalu ngotot untuk mensupportnya, apalagi lawan yang ada belum mampu memberikan serangan,” jelas Mat Rouf. Perkasa, perkutut orbitan Teguh Surabaya yang dikerek pada nomor 24 berhasil menyusul di posisi runner up. Keberhasila perkutut bergelang FDR meraih posisi kedua berkat perolehan nilai 43 ½ yang didapat pada babak pertama sampai ketiga.

Diakhir babak, Perkasa mengakhiri penjurian dengan nilai 43 ¼. “Kerjanya kurang maksimal, namun saya tetap puas dengan apa yang sudah ditampilkan Perkasa,” kata Teguh yang langsung memantau orbitannya dari pinggir lapangan. Begitu juga yang terjadi di Kelas Piyik Hanging. Pegassus yang saat ini menjadi penguasa di kelas perkutut piyik, masih memiliki kekuatan yang belum terbantahkan.

Baca Juga :  Ngerek Perkutut di Lapangan Pondok Candra Sidoarjo, Disuguhi Makan Bersama

Beberapa gelaran konkurs yang diikuti, selalu berakhir dengan kemenangan dibarisan paling depan. Seperti yang terjadi dalam gelaran kali ini, Pegassus masih berada di atas angina. Digantang pada nomor 55, perkutut ring GM meraih hasil bagus. Babak pertama dan kedua, nilai 43 ¾ menjadi miliknya.

Ketua P3SI Korda Gresik menyerahkan hadiah untuk Pegassus, juara pertama Hanging

Hasil penjurian sementara tersebut semakin nyata jika Pegassus bakal meraih podium terdepan. Karena yang pasti tak ada lawan yang mampu menyaigi perolehan nilai piyik orbitan Awong Surabaya. Ketika penjurian berlangsung, Awong sendiri menjauh dari lokasi kelas piyik hanging dan berada dipinggir lapangan untuk memantau kelas kerekan.

Meski tanpa pengawalan, Pegassus tetap menunjukkan kelasnya sebagai petarung tanpa lawan. Meski pada babak ketiga dan keempat Pegassus hanya meraih nilai 43 ½, secara mutlak sudah resmi sebagai peraih juara pertama. “Puji syukur Pegassus masih mau tampil,” kata Awong singkat.

Pegassus milik Awong Surabaya juara pertama Piyik Hanging

Urutan kedua untuk kelas yang sama didapat Tunggu Dulu, orbitan Budi SP Semarang, perkutut ternakan L.Drago. Sementara itu Ketua P3SI Korda Gresik H.Sugiri, SH,CN,MKn, MHum mengatakan bahwa gelaran ini dalam rangka untuk menghidupkan kembali cinta seni suara burung perkutut di Jatim pada umumnya dan Gresik pada khususnya.

“Hobi perkutut adalah sarana untuk mempererat tali silaturrahmi sesame kung mania. diharapkan kedepan aka nada gelaran, baik latber, liga ataupun lomba sehingga Gresik bisa lebih semarak,” tegasnya. Diakui juga bahwa gelaran ini banyak menolak peserta karena pendaftar sudah penuh. “Kami menyediakan 54 kerekan dan 72 hanging, semua penuh. Padahal ada yan gbelum mendaftar, kami terpaksa menolak mereka,” terang H.Sugiri.

Related Articles

Back to top button