Diakui atau tidak, kehadiran seorang mekanik atau perawat didunia hobi burung perkutut sangat dibutuhkan. Dari seorang perawat inilah akan muncul jago-jago handal yang mampu menggapai prestasi terbaik. Begitu halnya yang ini dilakukan duet H.Ribut dan Mat Rouf. Keduanya hadir sebagai perawat berbakat yang selalu terlihat diarena konkurs perkutut.
Kebersamaan mereka berdua bukan karena faktor kebetulan, tetapi mereka memiliki misi yang sama yakni mengorbitkan burung hasil rawatannya. “Saya dan Mat Rouf memang selalu bersama karena kami sedang merawat burung yang sama,” terang H.Ribut. Saat ini nama mereka memang tidak setenar dan sepopuler perawat handal yang sudah banyak mengorbitkan burung jawara papan atas.
Namun demikian H.Ribut dan Mat Ro’uf patut untuk diperhitungkan. Meski perkutut yang sudah pernah diorbitkan masih bisa dihitung dengan jari, tetapi kehadirannya dalam dunia hobi perkutut masih sangat dibutuhkan. Parameter ini bisa dilihat bahwa tidak sedikit kung mania yang menyerahkan perkutut untuk dirawat oleh kedua orang ini.
“Sekarang ada sekitar 10 pasang perkutut yang sedang kami rawat, pemiliknya bukan satu orang tetapi ada beberapa pemain,” jelas H.Ribut yang diaamiini oleh Mat Rouf. Mereka mengaku menangani proses rawatan secara bersama-sama. Dengan pengalaman sebagai kung mania mereka saling mengisi untuk bisa mendapatkan satu solusi mendapatkan rawatan yang bisa memoncerkan burung rawatannya.
“Kami tidak pernah berbagi rawatan, kami lakukan bersama karena kami sadar satu sama lain memiliki kekurangan,” kata Mat Rouf. Kepercayaan yang diberikan kung mania kepada mereka untuk merawat burung perkututnya, memang tidak sia-sia. Ada beberapa perkutut yang berhasil merawat rawat dengan prestasi membanggakan.
Sebuat saja Rindu Hati, perkutut milik H.Iwan Jombang. Prestasi perkutut bergelang Wahyu ini mampu menembus barisan terdepan konkurs Liga Perkutut Indonesia di Kelas Dewasa Senior. Menurutnya tugas utama seorang perawat adalah bagaimana mengkondisikan burung mau tampil bagus saat dikerek di dalam lapangan.
Rouf menyebutkan bahwa ada kalanya burung enak ketika tampil dilapangan yang terlalu nafsu mengeluarkan bunyi, maka biasanya akan mengeluarkan suara jeleknya. Disinilah tugasnya bagaimana mengatur ritme bunyi atau interval bunyi sehingga bisa terdengar merdu ditangkap oleh indera pendengaran. Ada juga burung enak tapi patah. Nah disinilah peran dirinya bagaimana mengkondisikan burung enak tersebut agar tidak patah ketika mengalunkan suara.
Intinya rawatan yang mereka lakukan adalah menyestabilkan suara perkutut agar bisa terdengar enak ketika mengeluarkan bunyi. Untuk itulah Mat Rouf dan H.Ribut mengaku bahwa persyaratan burung yang harus dirawat adalah burung yang memiliki dasar suara enak tapi mengalami masalah, seperti patah, atau burung tersebut tidak mampu mengeluarkan suara enaknya.
Soal berapa lama proses menemukan solusi terhadap burung yang memiliki masalah. Mat Rouf mengaku tidak bisa menargetkan. Menurutnya semua butuh proses. Artinya ia akan selalu memantau perkembangan burung dari waktu ke waktu lewat latihan yang rutin dilakukan. Dari satu kali latihan ke latihan berikutnya, dirinya bisa melihat bagaimana perkembangan burung rawatannya. *kb10