Bandar Ijo Agung Saputra, Lewat Jok-joknya di Medsos Panaskan Suhu Kelas Cucak Ijo Bali

Kalau mencermati jok-jok yang dilontarkan Agung Saputra di media social perihal cucak ijo, pembaca akan sedikit terkejut. Apalagi kritikannya yang tajam soal pakem cucak ijo. Namun jika melihat dampak dari kritikannya yang terkadang pedas itu, mengandung ikmah yang sangat besar. Paling tidak juri akan lebih berhati-hati dalam menerapkan pakem penilaian khususnya kelas si ngerol tembak ini.

Sebagai seorang pemain yang dikenal dengan sebutan bandar cucak ijo, karena banyak sekali mendatangkan cucak ijo berkualitas dan kemudian dilempar kepada rekan-rekan mania cucak ijo agar kelas cucak ijo semakin ramai, Agung Saputra berharap penilaian cucak ijo semakin transparan. Sehingga burung-burung yang berkualitas bisa meraih juara. Dan para pemula bisa semakin bergairah turun di kelas cucak ijo. ‘’Sebagus apa pun cucak ijo sulit ditebak, apakah mau kerja atau tidak di lapangan. Karena itu dengan materi yang sama maka kemungkinan apa pun bisa terjadi di lapangan,’’ ujar Agung Saputra ketika mendukung gelaran Piala Puputan Badung, Minggu 30 September 2018 di lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung Denpasar.

Kemarin, pemilik gantangan Mai Makedisan di Tabanan ini membawa Balaraja dan hanya bisa nyantol di posisi ketiga. Tetapi Agung tetap bangga dan bersyukur. Karena, jago-jagonya yang selama ini dilepas ke pemain tidak sedikit yang berhasil mendapat koncer di lapangan. Termasuk kemarin. ‘’Sulit bisa bertahan lama di rumah. Baru datang dan juara di latber sudah ada yang ambil,’’ ujar Agung Saputra.

Begitu juga sebaliknya. Jika ada pemain yang melempar cucak ijo karena ada persoalan, maka Agung pun seringkali mengambil. Dengan perawatan yang dilakukan beberapa pecan, cucak ijo itu justru tampil edan. Setelah mendukung penuh Piala Puputan Badung dengan tidak membuka latber di gantangan Mai Makedisan, kini Agung siap juga mengamankan lomba di Tabanan yang bakal digeber pekan depan. *kb3