Profil

H.Yayat Sampang, Siap Rugi Demi Kemajuan BnR di Madura

Madura dikenal sebagai daerah yang memiliki potensi besar dalam membangun hobi burung berkicau. Semarak hobi burung terasa begitu menyolok. Hampir tiap kota yang ada di Madura kini memiliki agenda rutin. Bahkan tak jarang pula benturan  lomba di tiap kota seringkali terjadi.

Tak heran jika saat ini Madura banyak dilirik organiser perburungan untuk melebarkan sayapnya. Salah satunya adalah BnR. H.Yayat yang dipercaya untuk memegang BnR Kabupaten Sampang mengaku siap menjalankan amanah tersebut. Organiser yang bermunculan tak membuatnya takut untuk tetap bersaing menarik massa untuk bisa menerima BnR sebagai pilihan.

“Salah satu kunci agar kita bisa diterima oleh masyarakat penghobi adalah kejujuran, baik dari pihak even organiser, panitia ataupun juri,” terang H.Yayat. Jujur yang di maksudkan adalah soal hadiah yang harus diberikan panitia kepada peserta. Contoh nyata yang selalu dilakukannya adalah ketika menggelar lomba, dirinya selalu membuat list harga tiket dan hadiah kejuaraan.

H,Yayat bersama juri BnR yang ada di Madura

Dengan tiket sebesar Rp 50.000,- untuk jumlah peserta 41 – 50 gantangan maka juara 1 akan mendapatkan hadiah Rp 600.000,-. Peserta dengan jumlah 51 – 59 gantangan, hadiah yang keluar sebesar Rp 750.000,- dan jumlah peserta 60 full gantangan maka keluar hadiah Rp 1 juta. Pernah ia alami ketika ada satu kelas yang ternyata burung yang digantang 59 peserta, padahal tiket terjual habis sebesar 60 gantangan.

Jika menghitung jumlah peserta, maka hadiah yang keluar sebanyak 750.000,-. Namun pantang bagi H.Yayat untuk berbohong karena tiket yang terjual sebanyak 60 gantangan. Dengan tegas dirinya mengatakan bahwa ada satu nomor gantangan kosong yang artinya jumlah peserta tidak full 60, tetapi ia tetap mengatakan bahwa hadiah tetap keluar karena jumlah tiket yang terjual sebanyak 60.

Baca Juga :  Gantangan GES Mulawarman Loa Duri Kutai Kartanegara, Star BC Comeback Dengan Prestasi, Trison SF Tanpa Lawan

Spontan tepuk tangan sebagai wujud penghormatan dan apresiasi tinggi diberikan kepadanya. Sejak saat itulah gelaran yang selalu dihelat, selalu dipenuhi peserta. Langkah lain yang dia lakukan adalah dengan menetapkan harga tiket disesuaikan dengan kemampuan peserta. “Saya tidak ingin memberikan beban kepada peserta dengan harga tiket tinggi meski sebenarnya itu akan membuat panitia lebih banyak mendapatkan masukan,” lanjut pimpinan BAT BC Sampang.

Bersama BAT BC miliknya selalu kompak turun lomba.

Meski apa yang dilakukan kadang mengarah pada posisi rugi atau hasil yang sangat minim, namun dirinya berani ambil resiko. Begitu juga yang dilakukan terhadap juri BnR yang selalu setia mengikuti gelarannya. Selalu ia katakan bahwa juri yang diundang harus betul-betul profesional meski bayaran yang mereka terima cukup minim.

“Saat breefing juri saya selalu sampaikan bahwa bayaran mereka segini tapi harus tetap profesional, jika merasa keberatan silahkan mengundurkan diri,” ucapnya seperti yang disampaikan kepada juri yang diundangnya. Namun demikian, H.Yayat tidak serta Merta diam ketika juri sudah berlaku profesional meski honor yang mereka terima minim. Biasanya usai acara, dirinya selalu memberikan bonus khusus dan mengajak juri untuk makan.

Bahkan dirinya mengaku memiliki keinginan untuk mengajak mereka liburan di suatu tempat yang menyenangkan. Cara seperti inilah yang akhirnya membuat juri BnR yang ada di Sampang dan juga Madura menaruh hormat padanya. Terbukti pada gelaran Halal bi Halal BAT BC Sampang Minggu 08 Juli 2018 lalu, dirinya mengintruksikan untuk seluruh juri BnR yang ada di Madura agar tidak bertugas ditempat lain.

Alhasil, seluruh juri BnR di Madura, baik yang senior seperti Edi Gundul Sampang dan Dion Bangkalan memenuhi instruksi tersebut, hadir di acara gelaran Halal bi Halal BAT BC Sampang meski pada hari yang sama ada penyelenggaraan lomba BnR di Surabaya yang membutuhkan kehadiran juri. Ketika itu H.Yayat sukses menghadirkan juri BnR di Madura sebanyak 20 dan 2 koordinator.

Baca Juga :  Haji Lurah Cilik Anak Yatim SF Sidoarjo – Krisna, Murai Batu Besutan Barunya Jadi Incaran Murailovers untuk Meminangnya

Padahal tiket yang dibandrol hanya Rp 50 ribu. Alasan dia mendatangkan juri sebanyak itu adalah ingin memanjakan dan memuaskan peserta, khususnya di kelas Love Bird. Karena yang pasti sistem penjuriannya adalah 3in1. Tiga burung dikirim 1 orang. Kenyataan inilah yang membuat BnR di Madura tidak sampai tenggelam dengan hadirnya banyak even organiser.

“Saya tidak khawatir dengan munculnya banyak organiser karena saya memiliki cara sendiri yang saya anggap baik dan bagus,” imbuh pengusaha muda dibidang garam. Slogannya adalah Jangan Kasih Kendor. Menurutnya dimana ada perjuangan maka disitu dibutuhkan pengorbanan.  Yang penting semua pihak yang terlibat dalam sebuah pagelaran lomba merasa puas, termasuk dirinya meski tidak banyak pendapatan yang diterima. *kb10

Related Articles

Back to top button