Hasil Sarasehan Radjawali Indonesia Jawa Timur : Rapatkan Barisan, RI Jatim Siap Terbang Tinggi
Sabtu, 05 Mei 2018 Radjawali Indonesia (RI) Jawa Timur menggelar acara Sarasehan. Menempati lokasi di Crown Prince Hotel Surabaya, acara tersebut dihadiri Ketua Umum Radjawali Indonesia Ariza Kelana Putra dan Ketua Harian Radjawali Indonesia Sofyan Juandi. Dalam sambutannya, Ariza Putra Kelana mengatakan bahwa kemunculan Radjawali Indonesia untuk memberikan manfaat di dunia perburungan tanah air.
“Saya kembali ingin mengingatkan bahwa Radjawali Indonesia muncul bukan untuk sekedar show belaka, namun ingin memberikan kontribusi di perburungan,” jelas Ariza. Hal senada dilontarkan Sofyan Juandi. Menurutnya RI dibangun berlandaskan kekeluargaan, bukan semata hanya sebagai organisasi hobi burung saja.
Diibaratkan sebagai sebuah rumah tangga, pasti akan menemui masalah dan bukan berarti masalah itu bisa menciptakan perpecahan, makanya RI diikat dengan AD/ART agar bisa tetap utuh. “Budaya kita berbeda, makanya Perda dibuat agar tidak sampai menimbulkan perpecahan,” kata Sofyan Juandi.
Radjawali Indonesia lebih mengutamakan kualitas dari pada kuantitas. Untuk itulah peran juri yang berkualitas sangat dibutuhkan. “Radjawali Indonesia selalu mengutamakan kualitas dari pada kuantitas,” lanjut Ariza Kelana Putra. Sofyan Juandi mengatakan bahwa RI tidak sedekar mencetak juri yang pandai menilai burung, namun juga memiliki akhlak yang baik.
Diakui olehnya bahwa RI di Jawa Timur sudah menancapkan kukunya. Semua itu terjadi bukan begitu saja. “Radjawali Indonesia dibangun dengan cara Militansi dikembangkan dengan jalan Ekspansi,” jelas Sofyan Juandi. Sampai pada tahun 2018 ini RI masih terus melakukan ekspansi agar RI bisa tetap dan terus eksis.
Salah satu langkah yang dilakukan dalam rangka ekspansi RI di Jawa Timur adalah dengan mengangkat pengurus baru di Jawa Timur yakni Pembina RI Wilayah Jawa Timur. “RI Jawa Timur butuh figur yang bisa mengayomi, tempat curhat dan bisa mengkondisikan tiap-tiap DPD dan DPC agar ada komunikasi,” imbuh Ariza.
RI akhirnya mengangkar Welly Limantara untuk memegang posisi tersebut. “Sebelum saya memutuskan untuk bergabung dengan RI, saya mencari apa yang sebenarnya menarik dari RI, ternyata faktor militansi yang membuat saya tertarik untuk menerima pinangan ini. Faktor lain adalah tidak ada unsur keserakahan dari Ketua Umum dan Ketua Harian RI. Beliau-beliau ini begitu seorang figur yang layak untuk diteladani,” papar Welly Limantara.
Setelah resmi ditetapkan sebagai pengurus, Welly Limantara mengaku siap mengembang amanah ini. “Saya bukan momok dan saya bukan sesuatu yang perlu ditakuti, saya akan dukung penuh anak-anak kita,” terang Welly. Berjalan bersama, berbagi ilmu akan senantiasa dilakukannya. Dalam acara ini juga dilantik Ketua DPD Jatim 3 yakni Toni Andreas. “Saya melihat RI sifatnya terbuka dan kompak serta memiliki rasa toleransi yang tinggi, makanya saya langsung bersedia ketika ditunjuk untuk menjadi ketua DPD Jatim 3,” tegas Toni Andreas.
Dalam sambutannya, Toni berharap agar seluruh elemen RI bisa menjaga nama baik RI, jangan sekali-kali mudah dibeli oleh pihak lain karena yang pasti setelah kita bisa dibeli, maka semua itu akan berakhir, nama RI akan rusak dan tercemar. Pada kesempaan yang sama, dilantik juga 9 pengurus DPC, antara lain DPC Mojokerto, DPC Bojonegoro, DPC Gresik, DPC Sampang, DPC Pamekasan, DPC Bangkalan, DPC Tulungagung, DPC Sidoarjo, DPC Probolinggo.
“Saya paham bahwa seluruh pengurus memiliki kesibukan masing-masing, namun kami harap pengurus bisa menyisihkan waktunya untuk RI,” harap Ariza. Sofyan Juandi juga berharap dukungan dari seluruh pengurus RI. “RI ini bukan milik saya, tapi milik bersama, saya harap dukungan dari seluruh elemen baik punggawa (pengurus) dan penggemar. Tanpa kalian semua, RI tiak ada artinya,” lanjut Sofyan.
Imron Brekele, Ketua DPD Jatim 1 berharap agar ada komunikasi yang terus terjalin antaa pengurus ditingkat pusat dan daerah serta cabang agar setiap informasi selalu bisa diterima sehingga program untuk mengebangkan Radjawali Indonesia lebih besar bisa terealisasi. Radjwali Indonesia harus bisa terbang tinggi lagi.
Setelah militansi, ekspansi sudah dilakukan oleh RI dan kini di tahun 2018 akan menyiapkan era industri. Era indutri yang dimaksudkan bukan sekedar mempersiapkan juri yang berkualitas dan professional saja, namun menciptakan image bahwa lomba yang digelar Radjawali Indoensia selalu nyaman. *kb10