Walikota Blitar Cup 2020 – Ajang Reuni Komunitas, Duta PBI Bersama Dan Asha Solo Juara Umum

Jadwal sempat mundur, namun hal itu tak mampu menyurutkan animo para hobiis lintas blok untuk tetap menurunkan gaco terbaiknya demi beradu kualitas di Walikota Blitar Cup, Blitar 6 September 2020 kemarin.

Alhasil kemeriahan pun tak terbendung, kicaumania dari berbagai kota di jatim hingga Jateng ikut memadati area lomba yang digeber di lapangan Yonif 511 Badak Hitam Blitar itu. Salutnya, 45 sesi kelas yang digelar dalam satu lapangan itu mampu terselesaikan cukup lancar meski sempat terjadi aksi protes peserta terutama di kelas Lovebird terhadap kekurangpuasan terhadap penilaian tim juri independen itu. Namun hal itu dapat terselesaikan dengan baik dan akhirnya dapat diterima oleh kedua belah pihak, berkat aksi sigap dari panitia dan tim juri yang bertugas dalam memberi alasan dibalik keputusannya dalam penentuan juara. Sehingga kejadian itu pun jadi tak terlalu membuang waktu, sehingga gelaran yang start dari jam 11 siang itu bisa kelar sekitar jam 21.45 wib.

“Seharusnya sih dengan jumlah kelas sebanyak itu di satu lapangan, alangkah baiknya jika kelas pembuka dimulai lebih awal agar selesainya perlombaan tidak sampai kemaleman. Apalagi beberapa kelas komunitas tadi didahulukan, sehingga kelas umum baru dimulai sekitar jam 2 an,” celetuk salah satu peserta dari Kediri yang enggan disebutkan namanya.

Yup benar saja, pada gelaran yang salah satunya dipunggawai om Sunyen dan om Benz Hokya itu mampu merangkul komunitas perburungan di area Blitar Raya. Pasalnya beberapa kelas khusus yang digelar itu begitu besar peminatnya dan bahkan ada yang sampai full gantangan, mulai dari kelas Kenari, Branjangan, Anis Merah, konin hingga Prenjak Merah.


“Dengan disediakannya kelas khusus komunitas, setidaknya bisa menjadi wadah bagi kami untuk tetap semangat dalam mengembangkan dan menyemarakkan dunia perburungan area Blitar,” celetuk Adam dari Kenari Blitar Bersatu.

Sementara itu, banyak berjubelnya burung-burung papan atas khususnya di kelas ekor panjang, menjadikan ketatnya persaingan di tiap kelasnya tak bisa terhindarkan. Sebagai salah satu burung yang lagi on fire di beberapa penampilan sebelumnya, membuat MB Sukhoi amunisi Wahyu AG Tulungagung yang berada di tengah kepungan burung-burung sekelas bintang nasional itu kembali tampil lebih gila di kelas Murai Batu Walikota.

Variasi lagu disertai dengan permainan durasi panjang plus power tembus dan gaya sujud-sujud , membuat juri kian terkesima dan sepakat untuk menancapkan bendera koncer di nomer gantangan yang ditempatinya. Semakin sumringah, 2 tropi tambahan sebagai juara 3 disumbangkan kembali oleh MB Sukhoi di sesi Ndan Yon dan PIPP.

Senada dengan Wahyu AG, Abah Didik Bangsat 001 Nganjuk kali ini menurunkan salah satu gaco andalan MB The Doctor. Walau tak segarang dan seheboh di penampilan even seminggu sebelumnya, namun MB The Doctor masih mampu menunjukkan performanya sebagai burung berlabel bintang dengan merebut posisi runner up di sesi Ndan Yon dan Walikota.

Sedangkan Cendet Kunthi yang juga menjadi andalannya, tetap mampu menunjukkan topformnya meski di kelas Cendet pembuka (Taman Pecut) baru dimulai ketika matahari sudah tenggelam atau sekitar jam 18.00 wib, meski harus puas sebagai runner up. Gayanya yang tancap saat menyemburkan variasi lagu komplit dan roll speed yang cukup edan kembali ditunjukkannya di sesi Alon Alon, sehingga membuat juri yang bertugas tak ragu-ragu lagi untuk menancapkan bendera koncer padanya.

Keberhasilan memboyong tropi juara juga turut dirasakan Dewangga Dewa SF, setelah sang gaco andalan Kacer Palestina tampil powerfull dengan gaya ndongak ala cobra saat membawakan lagu-lagu roll tembak berdurasi panjang dan nyaris tanpa jeda. “Untuk variasi lagu sih cukup komplit sih, mulai dari Belalang, Jangkrik, Cililin, Kenari hingga Sogok Ontong. Sedangkan tembakannya keluar Jangkrik berdurasi panjang,” ujar Dewangga yang sukses mengawal Kacer Palestina merebut juara 1 Kacer Taman Pecut dan runner up Kacer Istana Gebang.

Tak cukup sampai di situ, Murai Batu Akfol milik sang paman ‘Mr Dany’ Den Bagoes 07 yang dikawalnya saat itu juga kembali menunjukkan kepiawaiannya dalam mengolah lagu dan berhasil raih runner up kelas Murai Batu utama. Di sesi Lovebird, LB R Inches juga tetap mampu berada di jalur juara dengan merebut juara 3 sesi LB Fighter B.
KWK Sangkarnya Para Juara

Ada yang menarik dari perhelatan kali ini. Ditengah banyak bermunculannya produk – produk sangkar yang menyebar di dunia perburungan tanah air, sangkar KWK yang merupakan sangkar aseli bikinan putra Tulungagung itu ternyata tetap menjadi sangkar kebanggaan para hobiis yang bisa dinikmati semua kalangan, mulai dari para pemain akar rumput hingga pemain bos bos besar.

Bahkan dari pantauan langsung crew Kontesburung di lapangan, begitu banyak dijumpai pemakai sangkar KWK disemua kelas yang digelar, baik itu untuk burung ocehan, kekaan hingga burung masteran yang saat itu emang telah disediakan sendiri kelasnya . Kerennya lagi, ternyata dari sekian banyak burung-burung yang berhasil bertengger di podium juara, sebagian besar menggunakan sangkar KWK.

Diakhir gelaran, panitia pun mendaulat Duta PBI Bersama dan Asha Solo sebagai juara umum BC dan SF. Sebagai penutup, panitia mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasi semua hobiis yang turut mensukseskan gelaran dan tak lupa untuk menghaturkan permohonan maaf jika terjadi kesalahan selama berlangsungnya gelaran.

.



